Selasa, 15 Juni 2010

Manusia,Keragaman dan Kesederajatan

A. Makna Keragaman dan Kesederajatan
Keragaman berasala dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya : 1. tingkah laku 2. macam jenis.3 lau musik : langgam 4. warna :corak : ragi 5. (ling) laras (tata bahasa). Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam : berjenis-jenis.
Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat dimaan terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideology, adapt kesopanan serta situasi ekonomi.

2. Makna Kederajatan
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut (KBBI) artinya adalah sama tingakatan (pangkat, kedudukan0. dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu kondisi diman a didin perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki.

B. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT
1. Suku bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang smapai merauke sangat beragam, sedangkan perbedaan Ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki cirri-ciri biologis lahiriyah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh mata, ukuran kepala dan lain-lain.
Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari sulawesi adalah termasuk ras mongoloid Melayu Muola (Deutero Malayan mongolid). Keculai Batak dan Toraja yang termasuk mongoloid melayu tua (proto Malayan mongoloid). Sebelah timur Indonesia ternasuk Ras astroloid, termasuk bagian NTT.
 2. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
Agama yang bentuk keyakinan meruang sulit diukur secara tepat dan rinci. Hal ini pula yang berangkat menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama. Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam keagamaan bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui Indonesia.
 3. Kesenjangan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam, tingkat, pangkat dan stara sosial yang nierrkis. Hal ini dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta
Hal ini yang dapat menimbulkan kesenjangan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan bias menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau suku.

Jumat, 11 Juni 2010

Manusia dan Lingkungan

Sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh bagaimana pandangan seseorang terhadap sesuatu itu. Hal tersebut berlaku untuk banyak hal, termasuk mengenai hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Manusia memiliki pandangan tertentu terhadap alam, di mana pandangan itu telah menjadi landasan bagi tindakan dan perilaku manusia terhadap alam. Pandangan tersebut dibahas dalam tiga teori utama, yang dikenal sebagai ShallowEnvironmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, dan Deep Environmetal Ethics. Ketiga teori ini dikenal juga sebagai Antroposentisme, Biosentrisme, dan Ekosentrisme.

Walaupun manusia merupakan makhluk yang paling maju, yang memiliki akal budi dan kehendak bebas, namun manusia hanya merupakan salah satu lapisan kehidupan yang berlangsung di bumi ini, dan tidak lebih dari itu. Manusia dapat mempengaruhi lingkungannya, dan sebaliknya, lingkungan juga pasti mempengaruhi manusia. Kalau lingkungan rusak maka kehidupan manusia akan terancam, dan pada akhirnya bisa punah.

Pengakuan bahwa segenap makhluk memiliki nilai dalam dirinya sendiri, termasuk dalam hal ini manusia, tidak boleh membawa konsekuensi pengurangan derajat dan martabat manusia sebagai satu-satunya makhluk di bumi ini yang mempunyai akal budi dan kehendak bebas. Akan tetapi pandangan martabat istimewa kepada pribadi manusia, martabat alam tidak dikurangi sedikitpun melainkan ditingkatkan. Dengan keistimewaan yang dimilikinya, manusia menjadi satu-satunya makhluk hidup yang memiliki tanggung jawab moral, terhadap dirinya sendiri dan juga lingkungannya.

Sudah saatnya gerakan penyelamatan dan perlindungan lingkungan berperspektif HAM. Demikian pula sebaliknya. Lingkungan hidup juga harus ditempatkan sebagai subyek dinamis dari gerakan bahwa lingkungan pun mempunyai hak asasi seperti halnya manusia. Dengan demikian, gerakan HAM dan lingkungan akan lebih membumi dan melibatkan masyarakat secara masif. Rakyat sebagai korban harus menyatukan diri dengan lingkungan. Sebab, rakyatlah, khususnya kelompok rentan, minoritas, dan kaum miskin, yang menjadi korban pertama dan terberat dari konsekuensi pelanggaran HAM dan kerusakan lingkungan hidup.